Kamseupay hingga FOMO: Alasan Bahasa Gaul Terus Berkembang

Photo by Stefan on Unsplash
9 Min Read

Sebelum membahas inti artikel ini, menurutmu, bahasa gaul itu apa sih? Kita samakan dulu definisi bahasa gaul. Bahasa gaul menurut berbagai referensi yang didapat adalah bahasa yang berkembang dari tren budaya populer dan unik.

Bahasa gaul adalah fenomena yang selalu menarik dalam masyarakat. Bahkan jika kita perhatikan, tiap generasi memiliki kata-kata atau ungkapan khas yang digunakan untuk berkomunikasi dengan cara yang santai, unik, dan kadang terkesan eksklusif. Bahasa gaul ini sering kali berkembang dari tren budaya populer, teknologi, dan pengaruh media sosial. Ungkapan-ungkapan tersebut bisa berubah dengan cepat, tergantung dari apa yang sedang viral atau menjadi topik hangat.

Dari masa ke masa, istilah-istilah seperti kamseupay dan mie apa pernah populer di era 90-an dan 2000-an. Hari ini, kita sering mendengar istilah seperti red flag, dry text, hingga FOMO. Artikel ini akan membahas bagaimana bahasa gaul terus berkembang dan beberapa contoh istilah yang pernah dan masih sering digunakan di kalangan masyarakat.

Bahasa Gaul di Masa Lalu: Kamseupay dan Mie Apa

Di era 90-an hingga awal 2000-an, anak muda sering menggunakan kata-kata gaul yang mungkin terdengar asing di telinga generasi sekarang. Beberapa istilah tersebut memiliki cerita menarik di balik pembentukannya:

  • Kamseupay: Istilah ini adalah singkatan dari “Kampungan Sekali Udik Paya”. Biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang dianggap gak up-to-date dengan tren saat itu. Kamseupay pernah menjadi kata sindiran yang populer di kalangan remaja di masa itu.
  • Mie Apa: Ungkapan ini sering muncul dalam percakapan ringan ketika seseorang merasa bingung atau tidak tahu harus merespons apa. Kata ini awalnya muncul dari program acara komedi di televisi, dan digunakan sebagai respons lelucon ketika seseorang tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan.

Bahasa gaul seperti kamseupay dan mie apa mungkin sudah jarang digunakan saat ini, tetapi pernah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia. Perkembangannya sangat dipengaruhi oleh televisi, film, dan musik di masa itu.

Bahasa Gaul di Masa Kini: Red Flag, FOMO, dan Dry Text

Seperti yang dibahas di awal, perkembangan bahasa gaul itu cepat (budaya populer). Dalam konteks ini, teknologi juga berperan penting. Seiring perkembangan teknologi, media sosial, dan globalisasi, bahasa gaul terus berkembang, dan banyak istilah baru bermunculan. Berkat platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan berbagai forum online, bahasa gaul semakin kaya dan sering kali bersifat global. Beberapa istilah yang sering digunakan saat ini meliputi:

  • Red Flag: Istilah ini merujuk pada tanda-tanda peringatan atau sikap seseorang yang dianggap sebagai “alarm bahaya” dalam sebuah hubungan, baik pertemanan, percintaan, atau bahkan pekerjaan. Misalnya, jika seseorang sering berbohong atau manipulatif, itu bisa dianggap sebagai red flag. Kata ini banyak digunakan dalam diskusi online seputar kesehatan mental dan hubungan.
  • FOMO (Fear of Missing Out): Istilah ini menggambarkan perasaan cemas atau takut ketinggalan sesuatu yang sedang tren atau populer. Misalnya, jika teman-teman kamu pergi ke acara yang sedang hits, tetapi kamu tidak bisa ikut, kamu mungkin akan merasa FOMO, seolah-olah kamu melewatkan sesuatu yang penting.
  • Dry Text: Digunakan untuk menyebut pesan atau percakapan teks yang dianggap kurang bersemangat, tidak menarik, atau membosankan. Biasanya terjadi ketika seseorang hanya membalas dengan jawaban singkat seperti “ya”, “ok”, atau “hmm”, tanpa memberikan respons yang lebih mendalam atau antusias.

Pengaruh Media Sosial dan Globalisasi dalam Bahasa Gaul

Perkembangan bahasa gaul di era modern sangat dipengaruhi oleh media sosial dan internet. Dengan adanya platform seperti TikTok, Twitter, dan Instagram, tren bahasa dapat menyebar dengan cepat ke seluruh dunia, bahkan melampaui batas negara dan budaya. Selain itu, banyak bahasa gaul saat ini yang terinspirasi dari bahasa Inggris, terutama dari tren global.

Contohnya, istilah seperti FOMO dan red flag merupakan bagian dari istilah yang pertama kali muncul di dunia berbahasa Inggris. Namun, dengan cepat istilah-istilah ini diadaptasi oleh masyarakat Indonesia melalui media sosial. Karena sifat internet yang global, anak muda di Indonesia sering kali terpapar dengan tren dan gaya komunikasi dari berbagai negara, dan banyak dari mereka kemudian mengadopsi istilah tersebut ke dalam percakapan sehari-hari.

Media sosial juga mempermudah orang untuk menciptakan tren baru. Setiap saat, istilah-istilah baru bisa muncul, dipopulerkan oleh seorang influencer, atau bahkan pengguna biasa yang videonya viral. Istilah-istilah ini bisa dengan cepat digunakan oleh jutaan orang hanya dalam beberapa hari.

Perubahan Makna dan ‘Lokalisasi’

Yang menarik dari bahasa gaul adalah kemampuannya untuk terus berubah dan beradaptasi dengan konteks lokal. Beberapa istilah yang awalnya hanya populer di kalangan tertentu bisa meluas dan diadopsi oleh masyarakat umum dengan sedikit modifikasi makna.

Misalnya, istilah X yang berarti nya sering muncul dalam percakapan online di Indonesia, di mana “X” melambangkan variabel yang bisa diganti dengan kata apa saja. Format ini menjadi bentuk ungkapan kreatif dan lucu dalam percakapan online, misalnya “Gila kencangx, sumpah!” yang bisa berarti “Gila kencangnya, sumpah!” atau “Gila lucux, sumpah!” yang berarti “Gila lucunya, sumpah!”. Penggunaan ini menunjukkan betapa kreatifnya anak muda dalam merancang format baru untuk bercanda atau menyampaikan pesan.

Selain itu, beberapa istilah bahasa gaul yang berasal dari luar negeri juga sering kali diadaptasi sesuai konteks budaya lokal. Sebagai contoh, kata FOMO mungkin awalnya digunakan untuk menggambarkan kecemasan yang muncul dari acara atau aktivitas populer, tetapi di Indonesia, istilah ini bisa digunakan dalam berbagai situasi, seperti melewatkan promo diskon atau konten media sosial.

bahasa gaul berkembang
Foto oleh Stefan/Unsplash

Kenapa Bahasa Gaul Terus Berkembang?

Menjawab isu artikel kita hari ini, bahasa gaul terus berkembang karena bahasa itu sendiri bersifat dinamis dan mencerminkan kebutuhan komunikasi masyarakat. Anak muda, terutama, selalu mencari cara baru untuk mengekspresikan diri dan membedakan diri dari generasi sebelumnya. Bahasa gaul juga mencerminkan identitas dan tren yang sedang berlangsung di masyarakat.

Selain itu, teknologi dan media sosial telah mempercepat penyebaran bahasa gaul. Jika di masa lalu, kata-kata gaul hanya menyebar melalui percakapan langsung atau media tradisional seperti televisi, sekarang satu istilah baru bisa menjadi viral dalam hitungan jam di platform seperti TikTok atau Twitter.

Bahasa gaul sering digunakan untuk memperkuat ikatan sosial antar kelompok, memberikan cara baru untuk berkomunikasi dengan lebih cepat, lucu, atau santai, dan terkadang untuk membuat batas antara “mereka yang tahu” dan “mereka yang tidak”. Bahasa gaul juga bisa mencerminkan sikap atau pandangan terhadap tren budaya, politik, atau sosial yang sedang berkembang.

Kesimpulan

Bahasa gaul adalah bagian dari budaya yang selalu berubah dan berkembang, mengikuti tren sosial dan teknologi. Dari istilah seperti kamseupay dan mie apa di masa lalu, hingga red flag, FOMO, dan dry text yang kini mendominasi percakapan online, bahasa gaul mencerminkan perubahan cara kita berkomunikasi. Media sosial telah memainkan peran besar dalam penyebaran istilah-istilah baru ini. Tren bahasa gaul kemungkinan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Yang pasti, bahasa gaul selalu menarik untuk dipelajari. Alasannya jelas, karena di balik kata-kata unik ini, ada cerita tentang budaya dan masyarakat di setiap generasi.

Ditulis oleh Ahyar S/aboveeidea.
Editor oleh Brillian A/aboveeidea.

Referensi

Dhuhuriyah, A. R., Dewantari, A., Rahmatika, T. A., Karita, G. R., & Pandin, M. G. R. (2022). The Existence of Indonesian Language in the Digital Era in the Perspective of Philosophy of Science (Axiology).

LanguangeWire. How Technology Drives Language Evolution. Diakses melalui https://www.languagewire.com/en/blog/how-language-evolves pada 20 September 2024. 

Languages Unlimited. The Power of Social Media Language: How it Shapes the Current Generation. Diakses melalui https://www.languagesunlimited.com/the-power-of-social-media-language-how-it-shapes-the-current-generation/ pada 20 September 2024.

 

Share This Article
Leave a Comment