Perjalanan Panjang Ditemukannya Lupus Si Penyakit Autoimun 

6 Min Read

Hari ini, 10 Mei 2024, adalah Hari Lupus Sedunia. Peringatan World Lupus Day 2024 bertujuan untuk mempertemukan komunitas lupus seluruh dunia dan orang-orang yang terkena dampak penyakit ini. Selain itu juga untuk mengajak masyarakat memahami apa itu penyakit lupus.

Hari Lupus
Foto oleh Mufid Majnun/Unsplash

Lupus telah lama dikenal sebagai salah satu penyakit autoimun yang tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Disebut autoimun karena penyakit ini menyebabkan sistem imun atau kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh sendiri. Penyakit ini sebetulnya memiliki sejarah yang cukup panjang dan kurang diketahui masyarakat. Oleh sebab itu, mari kita mengenal sejarah Lupus untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan kita tentang lupus di Hari Lupus Sedunia ini.

Melansir dari Klikdokter, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti berpendapat bahwa  jenis penyakit lupus secara umum terbagi menjadi empat jenis. Empat jenis itu adalah SLE (Systemic Lupus Erythematosus), Skin Lupus, Drug-induced Lupus, dan Neonatal Lupus. Namun, dalam artikel ini akan dibahas secara kronologis ditemukannya Lupus Erythematosus (LE) dan pengobatannya.

Lupus di Mata Sejarah

Sejarah lupus erythematosus sudah ada sejak 400 SM dengan karya Hippocrates. C D Smith dan M Cyr dalam The History of Lupus Erythematosus. From Hippocrates to Osler menyebutkan bahwa Hippocrates (460-375 SM) adalah orang pertama yang mendeskripsikan ulkus lupus eritematosus sebagai Herpes Esthiomenos. Kemudian di abad ke-12, ahli bedah Rogerius Grugardi dan muridnya Rolando dari Parma, menggunakan istilah noli me tangere pada lesi wajah dan ulkus lupus. Erasmus Wilson belajar mengenai lupus, dan seperti banyak orang pada saat itu, bingung dengan lupus dan tuberkulosis manifestasi penyakit yang sama.

Robert A Norman dalam paper-nya menyebut bahwa Robert Willan (1757-1812) menyederhanakan penamaan kelainan kulit. Menggunakan karya Mercurialis, Turner, dan Von Planke, Willan menerbitkan penamaan ini dalam Manual on Skin Diseases. Di dalam Manual tersebut, lupus, herpes, noli me tangere, dsb. semuanya dibedakan. Kemudian setelah Willan meninggal, Нomas Bateman, mahasiswa Willan, melanjutkan pekerjaan Willan. Karya Laurent Biett berkontribusi pada bisa dibilang salah satu buku terpenting abad ke-19, Abrege Pratique Des Maladies De La Peau, meskipun muridnya, Cazenave dan Schedel, menulis buku teksnya. 

Lalu ada Ferdinand Hebra, yang pada 1846 adalah orang pertama yang mendeskripsikan ruam wajah yang terkait dengan Lupus Erythematosus dan dia adalah orang pertama yang menggambarkannya sebagai ruam kupu-kupu. Hebra juga orang pertama yang menerbitkan ilustrasi LE. Jonathon Hutchison mencatat sifat fotosensitif dari LE dan yang lebih baru menggambarkan ruam kupu-kupu Hebra sebagai ruam batwing. Hutchinson juga mencatat bahwa bakteri tuburcule tidak selalu ada dalam kasus LE. Pada 1872, Mariz Kaposi pertama kali menjelaskan dua bentuk LE; disko dan bentuk yang sistemik. 

Perkembangan Pengobatan Lupus

Pada 1894, Dokter Payne pertama kali menggunakan Kina untuk mengobati LE dan dokter Philip S Hency menggunakan ACTH dan kortison untuk mengobati LE. Kemudian Sulzberger dan Witten menggunakan hidrokortison untuk pengobatan LE. 

Antara 1895 dan 1904 Sir William Osler menerbitkan 29 kasus yang disebut kelompok penyakit eritema. Kontribusi utamanya adalah menunjukkan bahwa penyakit kulit dapat disertai dengan berbagai manifestasi sistemik. Dalam retrospeksi sebagian besar pasiennya menderita penyakit selain SLE dan hanya dalam makalahnya tahun 1904 dua kasus dengan SLE dijelaskan. Dia tidak mengakui diagnosis ini dalam kasusnya dan C D Smith dan M Cyr berpendapat bahwa kontribusinya terhadap studi SLE terlalu ditekankan.

Emmanuel Libman dan Benjamin Sacks dikreditkan dengan menemukan “Libman-Sacks Syndrome” terkait dengan LE. Sulfonamida digunakan pada tahun 1938 untuk mengobati LE, tetapi ternyata itu kemudian terbukti obat ini dapat menginduksi LE. Kemudian diperlihatkan beberapa golongan obat yang dapat menginduksi LE dengan “mengungkap” kecenderungannya terhadap penyakit itu. Diagnosis penyakit terbukti sulit. Tes Wasserman untuk sifilis menunjukkan bahwa untuk beberapa kasus LE, bahwa terdapat hasil kesalahan biologis positif. Tes ini digunakan untuk diagnosis sampai Hargraves menemukan sel LE. Kemudian, imunofluoresensi digunakan untuk menunjukkan adanya antibodi antinuklear. Mikroskopi imunofluoresen kemudian digunakan untuk “tes pita lupus” yang dilakukan pada biopsi kulit. Model Murine dikembangkan di Selandia Baru yang banyak membantu penelitian LE. Leonhardt pertama kali menjelaskan kecenderungan genetik lupus eritematosus dan Arnett dan Shulman dari Johns Hopkins menunjukkan ada kejadian dalam keluarga yang dikaitkan dengan LE. 

Lupus dulunya adalah hukuman mati dengan pasien yang hidup tidak lebih dari 5 tahun diagnosis lebih lanjut. Namun, hari ini, pengidap lupus dapat hidup normal berkat Upaya dari ilmuwan-ilmuwan hebat di atas yang mengabdikan mereka hidup untuk penelitian LE.

Referensi

Norman R (2016) The History of Lupus Erythematosus and Discoid Lupus: From Hippocrates to the Present. Lupus Open Access 1: 102.

Smith CD, Cyr M. The history of lupus erythematosus. From Hippocrates to Osler. Rheum Dis Clin North Am. 1988 Apr;14(1):1-14. PMID: 3041483.


Artikel ini merupakan pembaruan dari artikel dengan judul yang sama oleh aboveeidea tahun 2021.

Share This Article